Sabtu, 25 Maret 2017

Kedudukan Wanita Dalam Islam


Islam sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita, bila didalam masyarakat pra Islam memandang kaum wanita adalah sebagai suatu barang yang tidak ada nilainya,
kedudukan-istri-dalam-islam
kedudukan istri dalam islam
sehingga kaum wanita boleh diperlakukan apa saja tergantung dari kaum pria. Hal ini nampak jelas bahwa sebelum nabi Muhammad lahir masyarakat Arab akan mengubur hidup-hidup setiap bayi perempuan yang lahir hal ini karena dipandang wanita tidak dapat membantu perang.
Negara-negara didunia memandang kaum wanita dalam bentuk yang berbeda-beda, seperti di Inggis berarti behind every successful man there is always a women, di Amerika istri yang dalam bahasa Inggris adalah wife namun diartikan washing, ironing, fun, entertainment, di Jawa sebagaimana dikatakan oleh budayawan Semarang Darmanto Jatman Asah-asah, umbah-umbah, lumah-lumah. Dan dikalangan masyarakat Jawa masih banyak istilah yang lain masak macak manak atau dapur sewur dan kasur.
Penghargaan Islam terhadap kaum wanita sebagaimana tersebut dalam hadits nabi:
اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ (حديث)
“ Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.
Karena itu wanita yang paling berperan didalam kehidupan rumah tangga, karena dalam diri wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupan rumah tangga, yaitu mengandung, melahirkan, mendidik, mengasuh dan membesarkan. Sehingga kedekatan seorang anak akan lebih dominan kepada seorang ibu, setiap perbuatan inipun akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah SWT.
Kedudukan kaum wanita:
1. Sebagai pendamping suami:
وَالْمَرْئَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِىَ مَسْؤُلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“ Dan istri adalah pengatur dalam rumah tangga suaminya, dan dia bertanggung jawab atas pengaturannya”. (HR. Buchari Muslim)
اِذَا صَلَتِ الْمَرْئَةُ خَمْسَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَاَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ اَيِّ اَبْوَابِ الْجَنَّةَ شَاءَتْ (رواه ابن حبان)
“ Apabila wanita itu melakukan shalat lima waktu dan bias menjaga kehormatan dirinya serta taat kepada suaminya. Maka dia dapat memasuki surga dari segala penjuru pintunya yang ia sukai”.
2. Sebagai ibu- penerus keturunan.
“ Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS. Al A’rof: 189)
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَمِ الْاُمَّهَاتِ (رواه مسلم)
“ Surga dibawah telapak kaki ibu”.
Dengan demikian Allah memberikan keutamaan ibu diatas  ayah, sebagaimana sabda ketika suatu saat sahabat bertanya kepada rasul tentang kepada siapa yang lebih utama untuk berbuat baik:
يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ
بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوْكَ
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari Muslim)

Kedudukan Wanita Dalam Islam

Berikut Kisahnya, Kedudukan Wanita dalam Islam
Seorang pria Inggris datang ke seorang Sheikh dan bertanya:
Mengapa tidak diperbolehkan dalam Islam bagi perempuan untuk berjabat tangan dengan seorang pria?
Sheikh menjawab: Dapatkah Anda berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth?
Orang Inggris berkata: Tentu saja tidak, hanya ada orang- orang tertentu yang bisa berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth.
Sheikh menjawab: Wanita kami adalah ratu dan ratu tidak berjabat tangan dengan laki-laki asing.
Kemudian pria Inggris bertanya lagi: Mengapa gadis-gadis muslim menutupi tubuh mereka dan rambutnya?
Sang Sheikh tersenyum dan mengambil dua permen, ia membuka yang pertama dan yang lain dibiarkan terbungkus. Dia melemparkan keduanya di lantai berdebu dan bertanya pd orang Inggris itu:
Jika saya meminta Anda untuk mengambil salah satu permen,mana yang akan Anda pilih?
Orang Inggris menjawab: Tentu saja yang tertutup.
Sheikh mengatakan: Itulah cara kami melihat wanita di islam. Dengan pakaian menutupi aurat, derajat perempuan islam lebih baik daripada tidak tertutup.

Ciri-ciri Isteri Solehah

Banyak ciri yang perlu disemai dalam diri seorang isteri yang solehah, antaranya:
Segera menyahut dan hadir apabila dipanggil oleh suami. Rasulullah s.a.w bersabda, yang maksudnya: “Jika seorang lelaki mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu isteri itu menolak. Kemudian, suami itu bermalam dalam keadaan marah, maka isterinya itu dilaknat oleh para malaikat sehingga waktu pagi.”
Tidak membantah perintah suami selagi tidak bertentangan dengan syariat.
Tidak bermasam muka terhadap suami.
Sentiasa menuturkan kalimah yang baik-baik.
Tidak membebankan suami dengan permintaan di luar kemampuan suami.
Keluar rumah hanya dengan izin suami.
Berhias hanya untuk suami.
Menghargai pengorbanan suami.
Tidak membenarkan orang yang tidak diizinkan suami masuk ke dalam rumah.
Menerima tunjuk ajar daripada suami.
Menghormati mertua serta kaum keluarga suami.
Sentiasa berada dalam keadaan kemas dan bersih.
Menjadi penenang dan penyeri rumah tangga.
Dinyatakan di sini beberapa tips untuk mendidik isteri, antaranya:
Allah membekalkan kepada lelaki kekuatan akal, rasional, tidak mudah didorong oleh perasaan. Wanita pula berjiwa sensitif dan mudah tersinggung. Justeru, kekuatan akal jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, ditambah kekuatan fizikal, suami boleh menjadi pendidik yang kreatif.
Perasaan wanita terlalu mudah terusik dengan suasana dan keadaan sekeliling. Justeru, lelaki hendaklah banyak menggunakan daya fikir dan strategi.
Kaum wanita dibekalkan dengan sembilan nafsu dan satu akal berbanding dengan lelaki yang diciptakan dengan hanya satu nafsu dan sembilan akal. Nafsu yang dimaksudkan bukan nafsu seks semata-mata, tetapi nafsu tidak penyabar, mudah prasangka, cemburu, cepat merajuk dan sebagainya. Dari dorongan nafsu itulah, lahirnya pelbagai perasaan pada wanita.
Dikatakan juga bahawa sembilan persepuluh daripada diri wanita itu ialah perasaan dan satu persepuluh sahaja pertimbangan akal. Sebab itulah wanita mesti dibimbing lelaki agar tindak tanduknya tidak mengikut perasaan semata-mata.
Tahu sedikit sebanyak ilmu psikologi wanita. Ini dapat dimanfaatkan suami dalam mendidik isteri.
Kebijaksanaan perlu disertai dengan kesabaran. Kesabaran tanpa kebijaksanaan membawa kepada suami menurut semahu-mahunya kemahuan isteri. Tanpa kesabaran, boleh hilang pertimbangan akal dan tidak bertindak secara rasional.
Akhirnya, penulis menutup perbincangan ini dengan memohon doa daripada Allah s.w.t, seperti yang diajar dalam al-Quran yang bermaksud: “Dan juga mereka (yang diredai Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa dengan berkata: Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami, perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertakwa.” (al-Furqan: 74)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kedudukan Wanita Dalam Islam

0 komentar:

Posting Komentar