Ruku’
Ruku’
adalah membungkukan badan sedemikian sehingga punggung, leher, dan
kepala menjadi posisi horizontal menyerupai huruf L;. Posisi kaki masih
tetap seperti saat berdiri pada awalnya, kedua tangan menyentuh lutut,
posisi punggung rata, dan kepala menunduk tidak terlalu dalam. Sebuah
garis lurus antara sumsum tulang belakang (medula spinalis) dengan
batang otak dan badan otak. Posisi ruku’ menempatkan sumber hawa nafsu
(lambung dan sekitarnya) dalam posisi sejajar bahkan sedikit lebih
tinggi dari otak sebagai pusat kecerdasan Pada saat ruku’ sempurna,
tulang belakang menjadi relatif lurus. Ada dua hal penting yang perlu
diperhatikan :
a) Posisi
horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan bergeser kedepan dan
tubuh seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi demikian,
kompresi antar ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b) Kedua
lengan menyangga, tangan memegang di lutut. Penyangga ini lebih
mendorong lagi ke depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi
bukan hanya dikurangi akan tetapi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi
alias peregangan. Ini dapat kita rasakan pada saat ruku’ seperti ada
tarikan di tulang punggung. Sensasi ini hanya terjadi bila ruku’
dilakukan cukup waktu, sehingga sudah terjadi rileksasi otot-otot
punggung. Orang yang shalatnya buru-buru, dengan perubahan posisi yang
demikian tidak bisa merasakan efek apapun oleh karena otot-ototnya masih
tegang. Di sinilah manfaat tuma’ninah (harus ada periode tenang) dalam
tiap gerakan shalat.
Berdasarkan
tuntunan rasulullah saw. Ketika ruku’, dua siku harus renggang atau jauh
dari dua lambungnya agar dapat menutupi tubuhnya. Mengapa posisi ruku’
ini berbeda pada laki-laki dan wanita.
Dalam
struktur anatomi, pada pundak terdapat tulang segitiga. Bagian dasar
tulang segitiga itu berada di atas, dan kepalanya di bawah. Tulang ini
berada di belakang pundak dan disebut tulang belikat. Tulang belikat ini
sangat bergantung pada posisi punggung ketika kedua lengan diangkat
sejajar dengan dua pundak dan ditekan ke belakang maka ujung tulang segi
tiga bagian luar akan terdorong ke belakang maka ujung tulang segi tiga
bagian dalam juga akan terdorong kedepan. Punggung akan lurus dan dua
pundak tidak melingkar. Begitu pula ketika kedua lengan diangkat tinggi
hingga sejjar dengan kedua telinga dan ditekan kebelakang maka bagian
bawah tulang belikat itu akan terdorong ke belakang. Ujung bagian atas
tulang itu juga akan terdorong ke depan sehingga akan membantu mengatasi
pembengkokkan pada kedua pundak.
Ketika
seorang laki-laki merenggangkan siku dari lambungnya saat ruku’ maka
bagian bawah dan bagian luar dari segi tiga tulang belikat itu akan
tertekan ke belakang. Posisi ini berfungsi memperbaiki lingkaran dua
pundak dan punggung yang bengkok kedepan sekaligus. Selain itu, hal ini
pun akan menambah kelegaan pada rongga dada dan paru-paru sehingga
pembersihan dari sisa pembakaran akan berjalan cepat, serta otot tidak
akan cepat lelah.
Sementara
pada wanita, karena terdapat dua payudara di dada maka sulit terjadi
lingkaran pada pundak. Kedua payudara itu sesungguhnya bisa menjaga
kelurusan punggung. Hanya saja, ia tak bisa menghindari wanita dari
kemungkinan tulang pungung melengkung kedepan. Oleh karena itu, ketika
seorng wanita merapatkn siku dan labungnya saat ruku’, dia mendorong
pundaknya ke atas arah kepala, sekaligus kebelakang. Posisi ini
berfungsi melindungi dari kemungkinan tuang punggung melengkung kedepan
atau pundak bengkok kedepan. Seluruh posisi rukuk’ ini, baik pada
laki-laki maupun wanita, berusaha menjaga dan mengobati tunuh dari
pundak atau punggung yang melengkung.
0 komentar:
Posting Komentar