Mengapa Rasululloh SAW memerintahkan untuk menghormati seorang `Ibu` dalam tiga kali dari seorang `Ayah`
Setiap
tanggal 22 Desember selalu diperingati sebagai 'Hari Ibu'. Bukan tanpa
alasan penetapan tanggal yang menunjukkan peringatan sebagai Hari Ibu.
Kenapa bukan Hari Orang Tua. Apakah sosok seorang Ibu (wanita) lebih mulia dibandingkan sosok Bapak (laki-laki)?
Peringatan
hari ibu tentunya bertujuan tidak sekedar seremonial saja, atau hanya
sekedar hura-hura/ramai-ramai yang tidak substansial, tetapi itu harus
dimaknai dengan sungguh-sungguhm yang dapat menggugah.
Tak
lupa, juga mengingatkan kita semua betapa mulia sebutan dan kedudukan
seorang “Ibu” dalam kehidupan umat manusia, yang tentunya hal itu bukan
berarti mengabaikan peran “Bapak” .
Kemuliaan
seorang ibu bahkan pernah menjadi suatu legenda yang sangat terkenal
dari daerah Sumatera Barat. Yang menjadi cerita menarik penuh pesan
yang baik bagi anak-anak dalam menghormati orang tuannya, yang dikenal
“Legenda Malin Kundang”.
Di
masa Rasulululloh SAW juga terdapat kisah seorang sahabat yang namanya
Alqomah. Beliau rajin sholat, rajin puasa dan banyak bersedekah,
kemudian sakit keras yang mengalami kesusahan menjelang meninggalnya.
Ketika
para sahabat lainnya yang mengunjunginya dan mentalqin dengan kalimah
Laa Ilaha Illallah pada saat naza’, beliau tidak bisa mengucapkannya,
setelah dicari penyebabnya ternyata Ibu Al-qomah pernah marah
kepadanya, karena ibunya merasa tersinggung tidak dipedulikan oleh
Al-qomah, yang menurut ibunya Alqomah lebih mendahulukan istrinya
daripada ibunya.
Kemudian
Rasululloh SAW meminta ibunya untuk memaaafkan Al-qomah, agar
kematiannya mudah, tetapi sang Ibu tidak mau memaafkan. Karena sang ibu
tidak mau memaafkan anaknya, maka Rasululloh SAW mengancam akan
membakar Al-Qomah untuk mempercepat kematian dan menghilangkan
penderitaannya.
Terlepas
dari kisah-kisah tersebut di atas, terdapat beberapa ayat Al-qur’an
dan Al-hadits lebih ditekankan lagi terhadap orang tua perempuan atau
Ibu, sebagaimana dalam hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a, Rasululloh saw bersabda, “Seseorang
datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian
siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Mengapa Rasululloh SAW memerintahkan untuk menghormati seorang “Ibu” dalam tiga kali dari seorang “Ayah”?
Apabila
kita coba cermati secara seksama, maka akan kita temukan beberapa
alasan yang mendasarinya, yang mana alasan itu juga disebutkan dalam
ayat Al-qur’an maupun Al-hadits.
0 komentar:
Posting Komentar