Fenomena pacaran saat ini memang bukan hal baru yang luarbiasa, karena
sejak berpuluh-puluh tahun yang lalupun, remaja-remaja telah melakukan
hal ini daam pergaulan antara lelaki dan perempuan yang sedang dimabuk
asmara. Hanya saja batasan pergaulan yang terlewat batas, dan diharamkan
agama serta rawan terjadinya perzinaan dini, sampai perbuatan tak layak
lainnya dilakukan oleh para pelaku pacaran yang tak lagi indahkan norma
susila, agama dan norma kemasyarakatan.
Islam, melarang adanya pacaran karena tujuan, alasan dan tentu hasilnya
akan bertentang dengan syariat Islam. Jika ingin mengenal satu sama
lain dengan berlainan jenis dengan tujuan akhir pernikahan, maka Islam
memberikan solusi dengan ta aruf. Apa arti Ta aruf? Secara bahasa
berarti berkenalan atau saling mengenal. Seperti firmanNya:
Allah berfirman (yang artinya), “Hai manusia, sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu
menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling
mengenal (ta’arofu)….” (Q.S. Al Hujurat: 13)
Perkenalan disini dalam arti yang luas, yakni mengenal satu sama lain
untuk pererat tali persaudaraan sesama muslim, namun taaruf disini
mempunyai batasan tersendiri tidak diperbolehkan bercampur antara lelaki
dan perempuan apalagi berdua-duaan. Dan inilah beda taaruf dan pacaran
yang paling utama. Karena taaruf dalam Islam adalah batas-batasan yang
sesuai dengan syariat Islam.
Secara
umum, apabila seorang ingin menikah, tentu batasan paling global dari
keseluruhan sebelum pernikahan itu adalah mengetahui calon pasangannya.
Melihat dengan langsung, menemukan kecocokannya, meski dalam Islam hal
ini dibatasi secara syar’I seperti melihat calon pasangannya bukan hanya
berdua saja, namun ada walinya. Hanya seputar wajahnya, bukan tubuhnya.
Pembicaraan antara laki-laki dan perempuan dibatasi hal-hal umum, dan
tetap dalam pengawasan wali masing-masing. Karena pada zaman sekarang,
teknologi informasi yang sangat pesat, dibatasi pada pertemuan secara
fisik, mungkin mudah namun tidak secara on line. Lalu, sebenarnya apa
perbedaan antara pacaran dan ta’aruf?
Jika ingin mengetahui mengetahui perbedaannya, ini beda antara taaruf dan
pacaran, yakni;
1. Ta’aruf
ada unsur serius untuk meminang calon istrinya kejenjang pernikahan,
karena orang yang serius melakukan taaruf adalah berusia dewasa. sedang
pacaran bisa jadi demikian, namun kemungkinan terbesarnya hanya untuk
sekedar mengenal pasangan, karena bisa dilakukan semua usia dan
kalangan.
2. Ta’aruf
sama sekali tidak diniatkan unsure zina, atau maksiat, karena kontrol
ada dimasing-masing keluarga kedua belah pihak, karena memang tidak ada
unsure berduaan ditempat sepi, sedang pacaran sangat rawan dengan
kemaksiatan, karena kadang orangtua tidak mengontrol pergaulan mereka,
dan sering berdua-duaan ditempat sepi. Padahal dalam Islam tidak
membolehkan menyentuh wanita yang bukan mahramnya.
“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi,
itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal
baginya.” (H.R. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya No.1282, Ath-Thabrani 20/No.
486-487, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 4544 dan disahihkan oleh
Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah No. 226.
3. Pertemuan
taaruf ditempat yang tepat dan terencana juga diketahui masing-masing
keluarga atau wali dan disaksikan oleh mereka, bukan sembarangan waktu,
durasi dan lainnya. Semua yang dilakukan hanya karena ridha Alah dan
mengikuti sunah Rasulullah, sedang pacaran sama sekali tak mengindahkan
waktu, durasi dan hampir tanpa pengawasan orangtua, dan tempatnya pun
sama sekali bebas, hingga bisa terjerumus maksiat. Dan inilah beda
antara taaruf dan pacaran, salah satunya pada waktu dan tempat.
4. Jika
proses taaruf tidak cocok, bisa memutuskan dalam cara yang baik, santun
hingga tidak melukai beberapa pihak. Namun jika pacaran putus akan
sangat berisiko, seperti menjadi patah hati, bahkan bisa bunuh diri.
5. Proses
taaruf tidak membutuhkan waktu lama, karena memang intinya mencari
pasangan hidup untuk menikah, sedang pacaran waktunya bisa singkat bisa
pua sampai bertahun-tahun belum tentu memutuskan ke jenjang pernikahan.
6. Tidak
ada risiko yang negative dari proses taaruf, bahkan semuanya untuk
kebaikan semua, untuk mencari pasangan santun dan paling tepat dan
sholehah. Pada pacaran sangat banyak risikonya, seperti saat melakukan
perbuatan maksiat, maka risikonya bisa hamil. Atau, bisa pula akibat
tidak aturan dalam pacaran maka bisa timbul perkelahian, permusuhan atau
bahkan lebih dari itu pembunuhan, karena perebutan pacar dan masih
banyak lainnya.
Untuk itu, jangan ragu pada para muslim dan muslimah yang dalam masa
remaja atau dewasa untuk memutuskan mencari pasangan hidup dengan cara
yang halal, tepat dan syar’i. Jika masih remaja, tak perlulah mencari
pasangan untuk berpacaran, namun bersabar sampai waktu mencari pasangan
untuk menikah tiba. Jangan amengikuti arus yang buruk, karena bisa
terjerumus maksiat dan dosa akan merugikan semua pihak.
0 komentar:
Posting Komentar