Dalam muamalah, Islam termasuk agama yang paling lengkap membahasnya.
Hubungan antara manusia-manusia dalam berniaga ini telah dibahas cukup
banyak dalam fikih muamalah. Mengapa porsi ini mendapat perhatian yang
besar? Karena sendi kehidupan manusia itu salah satunya memang berniaga,
jual beli dan hubungan antara seorang dengan orang lainnya. Namun
banyak pihak tidak menyadari jika harus berhati-hati sekali terhadap
muamalah ini. Awas! Ini Bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam.
Apa saja jual beli yang gerlarang dalam Islam ini, kita simak penuturan dibawah ini:
1. Jual beli barang-barang yang di haramkan
Islam mengharamkan makan babi, khamar, binatang yang disembelih bukan
nama Allah, darah binatang, binatang buas atau berkuku tajam untuk
keperluan konsumsi samapi dengan narkoba.
2. Jual beli yang mengandung unsur ketidak jelasan (Gharar).
Ketidak jelasan ini kemungkinan karena memang samar atau ada unsur
taruhan atau judi. Saat sekarang ini jual beli semacam ini sangat riskan
terjadi, apalagi di era globalisasi dan kemudahan informasi
telekomunikasi dimana jual beli begitu mudah dilakukan melalui media on
line. Sifat gharar itu macam-macam seperti jual beli barang yang
sebenarnya tidak ada, barang yang tidak jelas atau tidak bisa diserah
terimakan. Bisa pula jualbeli barang yang belum menjadi hak sepenuhnya
si penjual, apalagi jual beli barang yang hanya mengira-ngira tanpa
ditimbang atau ditakar.
Rasulullah melarang jual beli seperti ini, beliau bersabda:
Jangan menjual sesuatu yang tidak ada padamu. [HR Tirmidzi].
Awas! Ini Bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam ini memang
terlihat sangat samar, hingga membedakan dengan jual beli yang
diperbolehkan memang membutuhkan ketelitian.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah telah mencegah (kita) dari
(melakukan) jual beli (dengan cara lemparan batu kecil) dan jual beli
barang secara gharar.” (Shahih: Muktashar Muslim no: 939, Irwa’ul Ghalil
no: 1294, Muslim III: 1153 no: 1513, Tirmidzi II: 349. no: 1248, ‘Aunul
Ma’bud IX: 230 no: 3360, Ibnu Majah II: 739 no: 2194 dan Nasa’i VII:
262).
3. Jual beli Mulamasah
Jual beli semacam ini ada saat Rasulullah, dimana unsur gambling sangat
terasa yakni jual beli yang hanya menyentuh suatu barang dengan tangan
tanpa diteliti lebih lanjut. Mulamasah pada saat lalu dicontohkan dengan
dengan seseorang yang menyentuh beberapa kain, maka kain itu menjadi
miliknya dengan harga ditentukan oleh pedagang. Mengapa jual beli
seperti ini dilarang? Karena memang tak ada kejelasan barangnya dan
masih tergantung oleh beberapa syarat.
4. Jual beli yang mengandung unsur penipuan
Jelas jual beli semacam ini sangat merugikan pihak pembeli, dan
membuatnya tidak ridha. Unsur penipuan bisa macam-macam, seperti
menyembunyikan kecacatan, mengatakan barang bagus, namun sebenarnya
buruk, barang yang dijual tidak sesuai dengan perjanjian dan banyak hal
lainnya. Ini merupakan jual beli yang haram dan dilarang agama.
5. Jual beli Hashat
Yakni jual beli dengan menggunakan undian atau adu ketangkasan, agar
mendapatkan barang yang dibeli yang disesuaikan dengan undian yang
didapatkan dan harga menurut penjual. Jual seperti ini tentu dilarang
karena sarat dengan unsure penipuan juga tidak jelas.
6. Jual beli Najazy
Sebenarnya jual beli model seperti ini seperti akal-akalan antara
penjual dan orang suruhan penjual, yang mereka bekerjasama menarik
pembeli, dengan trik mereka agar tertarik dengan barang yang pura-pura
dibeli oleh orang suruhan penjual. Jual beli semacam ini sarat dengan
unsure penipuan. Awas! Ini Bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam.
Rasulullah melarang jual beli seperti ini dengan hadist:
"Janganlah kamu melakukan praktek najasy, janganlah seseorang menjual di
atas penjualan saudaranya, janganlah ia meminang di atas pinangan
saudaranya dan janganlah seorang wanita meminta (suaminya) agar
menceraikan madunya supaya apa yang ada dalam bejana (madunya) beralih
kepadanya," (HR Bukhari [2140] dan Muslim [1413]).
Untuk
itu, dalam bermuamalah kaum muslimin memang harus berhati-hati, agar
tidak terjebak dengan jual beli yang terlarang dalam Islam. Jual beli
yang halal dan diberkahi Allah memang yang sangat diharapkan. Agar
setiap suapan makanan yang masuk pada keluarga kita bukan berasal dari
pendapatan atau perbuatan yang haram.
0 komentar:
Posting Komentar